Hatsune Miku
Senin, 20 Februari 2017

Hallo ..
Lagi iseng  nih sayamau nge post puisi saya sendiri yang bertema persahabatan.Puisinya jelek sih..Tapi gak papa lah kan yah, mau narsis dikit xD
.
So, silakan di comot sesuka hati. Jangan lupa sertakan sumber yah :D
.
Gembala Tuhan Karya : Bill Kita digiring ke tengah padang yang luas Bersama berjalan menelusuri sabana yang terhampar sejauh mata memandang .. Saling berpijak di atas terjalnya kehidupan Menembus jalan-jalan yang samar karena tertutup oleh ilalang yang bergelayut manja, terbuai semilir angin.. . Kita adalah gembala-gembala Tuhan Yang berlarian bertelanjang kaki di atas ladang kehidupan.. Memungut tiap titik peluh yang memuai dari relung sukma Lalu bercerita tentang dunia yang luas dan tak terhingga.. . Namun, kini lembayung senja pancarkan ronanya bersama kelepak elang yang menggema di antara rinai hujan.. Pekik nazar pun iringi isak tangis pilu Seakan isyaratkan sebuah perpisahan Namun percayalah, ini bukanlah sebuah akhir. Mari berjalan, menjelajah dunia yang baru .. ( BJM, 240316 )
Read More....

Senin, 01 Juni 2015

Hasil gambar untuk Man under the moonlight

Aku duduk sendiri di atas sebuah batu. Merenung, hati ini tersesakkan oleh rasa rindu yang memenuhi rongga dada ini. Duh gusti, inginnya aku melepaskan semua kerinduan ini, menghempaskan segala kegelisahan yang menjadi-jadi ini. Akankah aku dapat bertemu dengannya lagi?

Matanya, bibirnya, senyumannya, indah menawan berseri. Gerak gayanya yang anggun memikat hati muda jejaka. Rambutnya yang terurai panjang menambah keayuannya. Wajahnya cantik berseri, bak rembulan yang bersinar terang, menyelamatkan alam semesta dari suramnya malam. Kehangatannya, paras ayunya, membuat siapapun tergugah tergoda, terpesona. Dia gambaran nyata sang dewi, sang bidadari. Ia adalah hasil karya tuhan yang begitu indah.

Gusar aku memikirkannya. Setiap malam datang, aku selalu terdiam merenung, menatapi sang rembulan, yang di sekitarnya tersebar ribuan, tidak, milyaran bintang yang tersebar menerangi sang bumi yang ku pijaki. Penuh tangis harap dan doa, agar aku dipersatukan lagi dengannya.

Dimanakah dia sekarang? apakah dia tengah merenung dan memikirkanku juga? merindukanku, atau dia tengah tersiksa dan terhimpit di sana?

Aku lalu mengalihkan pandanganku kepada sebuah batu di depanku. Padanya terukir namaku. Ia tertancap di atas rumahku, rumah yang gersang dan kering kerontang. Rumput-rumput liar terlihat berayun di atasnya. Terjebak dalam kesepian yang nyata. Tiada ada yang mengunjungi, dan berdoa untukku.

Aku harap nasibnya tak sama sepertiku, yang tak punya sanak keluarga yang perduli denganku. Aku harap ia bahagia di sana. Dan aku harap tuhan mempersatukan kami. Aku akan menunggunya, tak peduli berpuluh-puluh atau beratus ratus atau beribu tahun aku harus menunggu.

_selesai_
Read More....

Sabtu, 16 Mei 2015

Warning : Cerita ini Aneh dan gaje. Jadi mohon krisarnya. Sebab saya hanyalah newbie semata
Terinspirasi dari lagu vocaloid :v



Short Story
DARK WOOD CIRCUS


By : Bill

Pada suatu malam yang dingin, jauh dalam sebuah hutan yang gelap dan suram, terdapat seorang anak berumur 13 tahun yang tengah berjalan tergesa-gesa di dalam kegelapan malam. Ia memegang sebuah selebaran yang bertuliskan "Dark Wood Circus". Ya, ia sangat menyukai sirkus. Ia menyukainya lebih dari apapun. Jadi ia memutuskan untuk mengendap-endap keluar dari jendela ditengah malam hanya untuk menyaksikan pertunjukan sircus tersebut. Namun malang nasib anak ini. Ia tersesat dalam hutan. Ia mulai takut dan menyesal atas perbuatannya. Pulang, itulah satu-satunya hal yang ingin ia lakukan sekarang.

Anak itu terus berjalan dan berjalan, mencari jalan agar dapat keluar dari hutan tersebut. Ia menggerakkan cahaya senternya kesana kemari. Tapi kemudian ia mematikan senternya karena takut akan ancaman beruang laut, seperti pada Kartun yang sering ia tonton di televisi. Dia begitu bodoh, bukan? seharusnya dia sadar bahwa dia hanya harus membuat sebuah lingkaran di tanah dan masuk ke dalamnya agar terhindar dari ancaman beruang laut.

Tiba-tiba ia melihat secercah cahaya dari kejauhan. Ia segera beranjak dari tempatnya dan menuju ke sumber cahaya tersebut. Dan ia menemukannya. Dark wood circus. Ia pun mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah dan berjalan mendekati tenda sirkus tersebut. sesampainya di sana, ia langsung di sambut oleh pria-pria setinggi 5 meter. Salah satu dari mereka menunduk dan menengadahkan tangan mereka ke arah anak itu. Wajahnya begitu pucat dan tatapannya sangat menyeramkan. Ia menyeringai kecil kepada anak itu. Apa mereka itu pengemis? tentu bukan, bodoh. Mereka salah satu badut sirkus yang meminta uang untuk biaya masuk. Anak itu paham. Ia memasukkan tangannya ke dalam kantong jaketnya yang amat tebal. Lalu ia mengeluarkan seluruh uangnya yang ia dapat dari celengan babinya, dan menyerahkannya kepada pria itu. Pria itu menyeringai padanya, lalu mempersilakan anak itu masuk.

Ia duduk di kursi paling depan, memegang semangkuk popcorn yang ia dapatkan secara gratis dari nenek yang berada di depan pintu. Popcorn itu sangat unik. Ia berbentuk seperti bola mata dan teksturnyapun sangat tidak lazim. Teksturnya tidak seperti popcorn pada umumnya. Popcorn tersebut empuk seperti balon, dan mengeluarkan sedikit cairan berwarna merah saat digigit. Menjijikan, tapi anak itu terlihat sangat menikmatinya.

Pertunjukan sudah di mulai, anehnya ia tidak melihat satupun orang di kursi penonton. Tapi ia tidak menghiraukannya dan kembali fokus kepada pertunjukan. Tirai terbuka, seorang gadis dengan baju lusuh dan penuh bekas robekan terlihat dari balik tirai tersebut. Memegang sebuah mikrofon. Gadis itu berdiri disana tanpa menatap siapapun. Karena, ia tidak memiliki mata. Sungguh, terdapat rongga kosong di kedua matanya. dikedua rongga matanya tersebut terdapat sesuatu seperti cairan mengering yang berwarna merah. Pada kedua kaki dan tangannyanya banyak terdapat bekas jahitan. Lalu, gadis itu menyanyi. Suaranya begitu merdu. Namun, ia terus saja menyanyikan nada-nada yang sangat suram dengan bahasa yang tidak dimengerti anak tersebut. Namun, bukannya jijik dan takut, ia malah sangat takjub. Ia terus menyaksikannya tanpa bergeming sedikitpun.

Tirai kembali menutup. Tidak lama kemudian, tirai kembali terbuka. Kali ini terdapat dua orang anak laki laki kembar berumur 10 tahun, berdiri berhadapan. Masing-masing dari mereka memegang sebilah pisau daging. Seperti gadis yang menyanyi sebelumnya, terdapat bekas luka jahitan di sekeliling leher dan pergelangan tangan salah satu dari mereka.

"Hei, kak. Kali ini aku yang akan membunuhmu duluan lagi" Ucap salah satu dari mereka pada anak yang satunya, yang merupakan kakaknya.

"Silakan saja, aku tak mau adikku yang merasakan betapa perih dan sakit rasanya." Ucap kakaknya.

Lalu dengan cepatnya, sang adik mengarahkan pisau daging tersebut, mencincang tangan kakaknya. Darah segar mengalir dari pergelangan tangan sang kakak. Lalu, sang adik mendorong kakaknya dengan kuat, dan ia mencincang leher kakaknya dengan cepat hingga lehernya terputus. Darah terlihat dimana-mana. Lalu, muncul seorang gadis berambut panjang yang memiliki delapan tangan,dengan sebuah jarum dan benang. Tatapannya penuh keputus asaan. Perlahan ia mengambil potongan tangan dan kepala orang tersebut, lalu ia menjahitnya dengan kasar. Pekikan demi pekikan terdengar dari potongan kepala tersebut. Ya, dia masih hidup.

Setelah kedua bagian tubuh itu tersambung, mereka bertiga berdiri, lalu tirai tertutup. Anak yang menonton tersebut mulai merasa jijik dengan pertunjukannya. Tapi ia sangat tertarik dengan sirkus ini hingga ia tak dapat beranjak dari tempat duduknya.

Namun, sesuatu terjadi. Terdengar pekikan nyaring dari balik tirai diiringi dengan suara rauman nyaring. Tirai kembali terbuka. Kini gadis tanpa mata yang menyanyi pada awal pertunjukan tadi dikurung dalam sebuah kandang bersama seekor harimau. Tidak lama kemudian, harimau tersebut langsung menerkam kaki dan tangan gadis tersebut dengan lahapnya. Ia berusaha kabur dan ia berhasil meembuka kandang tersebut. Tapi ia tidak dapat menghindar dan seluruh tubuhnyapun dilahap oleh hewan buas tersebut. Hewan tersebut berhasil lolos dan mengejar anak yang berada di bangku penonton. Anak itu berusaha kabur. Namun ia terlambat. Sang harimau berhasil menerkam kaki anak itu. Anak itu menangis kencang. Ia merasakan rasa sakit yang teramat sangat. Darah bermuncratan di mana-mana. Lalu, harimau itu menggigit kakinya sampai putus hingga anak itu akhirnya tak sadarkan diri.

**

Anak itu terbangun di sebuah ruangan yang merupakan kamarnya. Jam dinding menunjukkan pukul 5 pagi. Ia begitu bersyukur karna itu hanya mimpi. Ia masih dapat merasakan rasa sakit yang teramat sangat yang dia alami pada mimpinya. Namun ia terperanjat ketika menemukan senuah bekas jahitan di kaki kanan dan pahanya. Ia benar-benar tidak paham apa yang telah terjadi pada dirinya.

*The End
Read More....

Nightmare Alice

Posted by : Unknown
0 komentar
Selasa, 17 Maret 2015



    Aku memiliki sebuah pengalaman yang ... aneh. Apa kalian mau membacanya ? kusarankan bagi orang yang memiliki "Pediophobia" agar tidak membacanya.

    Aku adalah seorang siswi SMA yang sangat senang dengan boneka. Aku memiliki banyak boneka di kamarku. Aku sangat mencintai mereka karena mereka sangat imut.

    Tapi sejaak hari itu, aku mulai merubah pandanganku  tentang boneka. Dan membuang semua bonekaku sejauh mungkin dariku. Suatu hari, aku menerima paket dari seseorang yang tidak diketahui namanya. Sebuah kotak yang cukup besar, besarnya hampir setengah tinggi badanku. Aku membuka paket tersebut. Dan aku sangat menyukainya. Sebuah boneka berbentuk seorang gadis kecil, dengan rambut yang panjang dan gaun merahnya. Walaupun wajahnya sedikit terkoyak, tapi aku tetap menyukainya. Dan di dalam paket tersebut aku juga menemukan sepucuk surat. Yang isinya :

"Untuk Anna
    Aku sangat menyukaimu, dan aku tahu bahwa kau menyukai boneka. Jadi aku berikan boneka ini. Boneka ini bernama Alice. Dia mungkin boneka yang baik. Jadi Aku harap kau menyukainya. Dan Aku harap dia tidak nakal. Terimakasih kau mau merawatnya.
Penggemarmu"

Aku fikir mungkin orang ini tidak bisa menulis surat. Tapi aku tetap menghargainya. Aku meletakkan Alice di tempat tidurku.

    **

    Beberapa hari ini aku mengalami kejadian aneh. Alice selalu berpindah dari tempatnya. Awalnya aku fikir aku lupa menaruhnya atau adikku memainkannya sewaktu aku tidur. Namun hal itu terjadi lagi dan lagi setiap malam. Jadi Aku putuskan untuk menaruh kamera di kamarku dan tetap menyalakannya sewaktu aku tidur. Agar aku tahu siapa pelakunya.

    **

    Seberkas cahaya menembus jendelaku. kehangatannya membuatku terbangun dari tidurku. Kudapati lagi Alice Berpindah dari tempat asalnya. Jadi Aku raih Handycam yang kuletakkan tadi malam dan memutarnya. Aku mempercepat pemutarannya. Hingga aku menemukan sesuatu yang membuatku merinding.
    Tepat pada jam 1 pagi, seseorang keluar dari kolong tempat tidurku. Wajahnya Pucat dan matanya melotot. Rambutnya terurai panjang. Ia berdiri didepan tempat tidurku. Memandangiku, selama satu jam lebih. Lalu ia mengambil Alice yang berada di sampingku.  Ia berjalan membawa boneka itu, menuju ke arah kamera. Ia memandangi kamera itu sampai pagi, lalu ia kembali ke bawah tempat tidurku. Dan aku lihat disana Aku terbangun dan mengambil Handycamku.

    Apapun itu, ia masih berada di sana. Aku berlari dari tempat itu dan menghampiri orang tuaku. Menceritakan apa yang terjadi. Merekapun pergi kekamarku dan mengeceknya. Namun, makhluk itu tidak ada lagi. Dan sejak saat itu, aku membuang semua bonekaku. Namun, sampai sekarang, mereka terus muncul di setiap mimpiku. Mengejarku. Mereka ingin menyakitiku.
-Selesai-
Read More....

Jumat, 23 Januari 2015



IBU ?
Short story by : Muhammad Arif Billah

                Suara dering alarm membelah keheningan kamar ini. Membangunkan ku dari alam mimpi yang tidak beraturan, menuju kepada kenyataan. Aku membuka mataku. Tapi, semuanya tetap gelap. Bahkan sampai aku mencoba untuk membuka mataku lebih lebar. Namun semuanya tetap sama. Hanya kegelapan yang terhampar sejauh mata memandang. Ya, inilah kehidupanku. Tidak ada warna yang menghiasai hari-hariku.
                Aku meraih tongkatku dan berjalan dengan pelan menuju jendela. Ku buka jendela itu seluas-luasnya. Aku ingin melihatnya, pemandangan diluar sana. Aku selalu membayangkan warna warni kehidupan, berlari di taman yang penuh dengan warna-warni bunga. Ya, Aku selalu menantikannya. Namun sekarang aku sadar, impian itu hanya ilusi belaka. Dan aku hanya bisa berusaha untuk mensyukuri  apa yang telah Tuhan berikan untukku. 
Sebuah suara ketukan di ambang pintu memecah lamunanku.
“Hai Anna, kau sudah bangun rupanya. Ini Ibu membawakanmu sarapan. Ibu harap kau menyukainya” Ucapnya dengan lembut.
                Aku berbalik dan tersenyum kearahnya walaupun aku tak tau keberadaannya. Aku merasakan sebuah tangan yang lembut memegang lenganku, dan menarikku dengan pelan menuju tempat tidurku.
“Aromanya sangat enak. Pasti rasanya juga enak” ucapku sambil tersenyum.
“Ah kamu bisa aja. Ibu kan jadi malu.” Katanya, seraya menyuapiku. Aku membuka mulutku, mempersilakan makanan itu masuk kedalam mulutku. Aku mencoba meraba-raba, mencari wajahnya. Aku belai pelan wajahnya yang lembut dan dingin itu. Tidak kusangka Aku mulai meneteskan air mata.
“Ibu, Aku ingin memandangmu. Melihat senyuman indahmu. Aku juga ingin melihat dunia nan luas, yang penuh dengan warna” Ucapku.
Aku merasakan cairan yang dingin merembes turun di pipinya. Aku yakin ia sedang menangis. Ia terisak, lalu memeluk erat diriku. Dibelainya rambutku yang panjang itu, ia berkata padaku.”Itukah yang kau inginkan sayang ? maafkan Ibu karena telah melahirkanmu dalam kondisi seperti ini. Ini salah Ibu. Maafkan Ibu, maafkan Ibu” ucapnya tersedu.
“Tidak, itu bukan salahmu, maafkan Aku telah berkata demikian kepadamu. Maafkan Aku, maafkan Aku. Aku tak ingin kau menangis, bu”
“Tidak, Ibu tidak sedang menangis”
“Walau Aku tak bisa melihat, namun aku bisa merasakan air matamu”.
“Maaf, Ibu pergi dulu keluar sebentar” Katanya seraya melepaskan pelukannya dariku. Lalu ia menghilang begitu saja. Bahkan aku tak mendengar suara langkah kakinya.
Beberapa saat kemudian, seseorang masuk kedalam kamarku. Aku dapat dengan jelas mendengar  suara derap langkah kakinya.
“Siapa disana ?”
“Ini Nenek, Anna. Nenek punya kabar gembira buatmu”
“Apa nek ?”
“Rumah sakit bilang telah menemukan pendonor Mata yang cocok untukmu. Tak berapa lama lagi kau akan bisa melihat sayang” Ucapnya kegirangan. Ia menarikku lalu memeluk erat diriku. Aku sangat terkejut. Aku tak kuasa memendam kebahagiaan ini. Tak terasa air mata mengalir di kedua belah pipiku.
**
Aku terbangun dari tidur panjangku, di tempat ini. Sudah satu minggu Aku berada disini. Tapi Aku tak pernah mendengar suara Ibu. Aku ingin menemuinya.Dimanakah ia sekarang ?. Aku tak sabar ingin membuka perban yang menutup kedua mataku ini, dan melihat wajahnya. Aku berkali-kali bertanya kepada Nenek dimana Ibuku sekarang. Namun, ia enggan menjawabnya. Ia tidak bersuara sepatah katapun saat Aku bertanya tentang hal itu.
Seseorang masuk kekamarku.
“Hai Anna, apakah kau sudah siap  melihat dunia ?” katanya. Aku mengenalinya. Itu adalah suara dokter yang mengoperasi mataku. Aku hanya mengangguk pelan.
Ia mulai mendekat kearahku. Ia mendekatkan guntingnya ke wajahku. Aku dapat mendengarnya. Ia perlahan mulai menggunting perban yang tengah menutupi kedua belah mataku. Keringat dingin mengucur membasahi wajahku. Rasa bahagia dan gugup bercampur aduk menjadi satu. Bagaimanakah dunia itu ? dunia yang telah lama Aku dambakan. Aku sangat tidak sabar ingin melihatnya. Dokter mulai membuka lilitan perbannya. Satu lapis, dua lapis, Aku begitu tidak sabar menantikannya. Ya, lilitan perban itu telah lepas dari mataku. Aku perlahan mulai membuka mataku. Terdapat sedikit warna yang buram disana. Warna tersebut makin jelas, dan makin jelas. Aku dapat melihat. Bahagianya aku.
“Nenek, Nenek, dimana kau ?” Ucapku.
“Aku disini, sayang. Apa kau dapat melihatku ?”
“Ya, Aku dapat melihatmu, nek”
“Oh, syukurlah sayang, Nenek sangat senang sekali.“ Ucap Nenek.
Lalu datang seorang pria menghampiriku. Mata Kanannya tertutup oleh perban.
“Itu siapa, Nek? Ada apa dengan mata kanannya ?” Tanyaku.
“Itu ayahmu, Anna. Dialah yang mendonorkan sebelah matanya untukmu”. Kata nenek.
“Oh, Ayah. Terimakasih, terimakasih banyak. Maafkan Aku, telah mengambil penglihatanmu. Maafkan Aku”
“Tak Apa, nak. Melihatmu bahagia saja Ayah sudah sangat bahagia”. Ucapnya.
Suasana ini sangat membahagiakan. Berbagai air mata berjatuhan dari kelopak mata kami. Berakhirlah sudah penderitaanku selama bertahum-tahun.
Ditengah haru biru ini Aku teringat satu hal.
“Nek, Ibu dimana ?” tanyaku. Namun ia tetap tidak menjawab. Kutanyai mereka satu persatu. Tidak ada yang mau  menjawabnya. Beerulang-ulang Aku mengajukan pertanyaan yang sama. Mereka tetap tidak menjawabnya.
Setelah Aku tanyai terus menerus, Nenekpun angkat bicara.
Dan Aku benar-benar tidak mempercayainya.
Nenek bilang, Ibu telah meninggal saat Aku di lahirkan. Aku benar-benar tidak percaya. Siapa yang menyapaku disetiap paginya ? siapa yang memberiku makan minggu lalu ? dan lantas, siapakah perempuan bergaun putih panjang yang sekarang tengah berdiri di sudut ruangan itu ?
Read More....

Short Story Creepypasta

Posted by : Unknown
1 komentar
Jumat, 09 Januari 2015

mohon kritik nya dan sarannya

1.Cerita pengantar tidur

by : bill

hei kau, malam sudah larut, kenapa kau belum tidur ? kau terlalu asik dengan handphonemu itu. mau aku ceritakan sedikit cerita pengantar tidur ? tentu. aku akan menceritakannya
walau kau berkata tidak.

Pada suatu waktu, seorang anak tengah asik dengan handphonenya .hari sudah larut dan dia belum tidur juga. dia tidak sadar bahwa ada seseorang berada dibalik jendelanya, sedang mengawasinya.

malam semakin larut. namun ia belum tidur. bahkan ia belum menyadari bahwa ada seseorang berdiri di balik jendelanya. menyeringai dan menatap tajam ke arahnya. wajahnya hancur, penuh darah dan belatung.

dan saat anak itu membaca cerita ini, ia akan menyadari hal tersebut .

sekarang, cobalah melihat ke arah jendelamu ..

end
 
Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun dari tidur ... 
 
2.Cerita Di Malam Pengantin

by : Bill
-_-_
Sorak sorai riuh terdengar di luar sana. Hari ini merupakan hari pernikahanku. Bahagia ? tentu. Ini adalah hari yang paling membahagiakan di dalam hidupku.

sanak keluarga, dan teman-teman dekatku datang hanya demi menyaksikanku. Hari sakral ini.

Tapi kenapa mempelai wanitaku hanya diam saja ? sorot wajahnya tak menunjukkan ekspresi kebahagiaan.

Apa karena keluarganya tidak datang ? karena ia tak suka tempat ini ? atau apa ? .

Mungkin aku sedikit kecewa padanya. padahal aku bersusah payah memohon kepada tuhan agar pada malam ini aku bersama keluargaku bangkit dan mempersiapkan semua ini.

padahal sebelumnya aku sudah pasrah, dan aku sudah yakin, aku tak dapat mengalami sesuatu seperti pada malam ini semenjak keluargaku terkena tsunami beberapa tahun lalu.

Dan aku yakin, pemakaman ini akan menjadi tempat paling bersejarah seumur hidupku.
end -_-
 
Read More....

Kamis, 08 Januari 2015

Stand By Me

By : Bill

Genre ? Horror ? Entahlah .. mngkin ini crita horror -_-

Maaf klo typo or salah eyd (?)

kering .. air mata ini sudah benar-benar
mengering. Aku tak bisa menghentikannya. Aku
terus duduk disini. meratapi dan meratapinya.
seraya memandangi sebuah batu yang terukir
nama di atasnya. "Anna" . Nama itu terukir
dengan jelas disana.
Aku ingin sekali bicara dengan wanita itu.
Wanita yang tengah berada disini. aku dapat
melihatnya. Ya, aku benar-benar dapat
melihatnya. Dengan setelan putihnya.
Memegang setangkai bunga mawar.
Ia terisak, seraya mendekap erat batu nisan itu.
Lalu ia meletakkan bunga itu di atas makam
itu.
Ia telah pergi. Aku menangis, sembari berteriak.
"Ibu .. ibu .. tetaplah disini, bersamaku !! aku
takut sendirian disini .."
ucapku berulang-ulang.
Namun, ia makin menjauh, dan menghilang.
Tenggelam di antara kegelapan malam.
Sekarang aku hanya sendiri disini. kembali
meratapi nasib. Ya, andai aku bisa kembali.
Namun apa daya, Tuhan telah
menentukannyam Aku tak bisa melawan
takdirNya.
# end
ditunggu krisarnya

Read More....

Copyright © 2012 Bill's Little Note | Another Theme | Designed by Johanes DJ